Jumat, 09 September 2016

Sekali saja

Coba kutatap sebentar wajahmu. Kupinjam dulu kedua matamu untuk kupandang. Bolehkah? Entah bagaimana nasibku jika kau tidak mengizinkannya; walau sedetik saja.  Atau boleh jadi aku akan mencuri pandang diam-diam, tanpa sepengetahuanmu. Jika kau berbalik, aku buang muka. Menikam segenap rasa malu. Lalu kubiarkan merah pipiku. Dan kau tersipu-sipu.

Sebenarnya kita saling merasa, ada cinta yang menghimpit dijiwa. Mendobrak habis perasaan yang terkurung dalam sendu. Akan kuhancurkan secepat kilat. Dan aku membebaskanmu kini.

Kupersembahkan sepotong langit. Untuk temani sang rembulan. Menghiasi malam angan. Bersama mimpi yang temaram. Hingga hatimu dan hatiku menyatu bersemayam.

Sepotong langit untuk kita berdua. Membentang bersama bintang. Biarlah indah, hingga kau menengadah dan menatap langit persembahanku.

Malam itu kita menatap langit penuh bintang, Kau bilang jika ada bintang jatuh maka apapun yang kita inginkan akan terkabulkan. Aku tidak percaya bintang jatuh. Karna ribuan bintang ada dibola matamu; Bersinar terang. ingin sekali kucongkel dan kupeluk hangat. Sampai bintang benar-benar redup dan hilang dalam dekapanku.

Sepotong langit yang kuberikan sebagai penawar sepi untuk lengkapi kosongnya puzzle jiwamu. Dan akan kugenggam erat kau, bersama denganku--Menyaksikan sejarah terukir. Untuk sekedar menyalahi takdir. Hingga saat rembulan tak tersisa. Dan sebagian langitku hampir habis tak menyisa.

Izinkan aku bertemu denganmu sekali saja. Bolehkah? Untuk melampiaskan amarah dijiwaku. Rasa cinta yang kupendam dalam. Dan sedikit memarahimu tentang jalan yang salah kita tentukan.
Bolehkah?

Kumohon... sekali saja-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar