Selasa, 29 Maret 2016

Quotes from your imajination

Satu alasan kenapa quotes mereka bisa di like bahkan di repost banyak orang. Karna beliau TERKENAL!
Dan 1 hal yang perlu kamu lakukan, bikin "quotes" sebanyak-banyaknya. Ga peduli orang-orang like or repost quotes kamu, jadikan quotes itu penyemangat buat diri kamu sendiri♥

Catatan untuk pembaca

Attention!

Semua catatan di blog ini pure karya saya kecuali artikel tentang islam, saya repost dari kiriman oranglain. Berbagi ilmu tidak ada salahnya kan? Tidak ada hasil copy paste catatannya. Murni hasil pemikiran saya. Bagi siapa saja yang mau repost mohon di sertakan nama penulisnya. Karna karya hasil pemikiran itu sangatlah berharga.

Thanks.

•A. Yunanda•

Undangan merah jambu

Sore itu, menjelang malam. Tepatnya ketika matahari hampir terbenam. Aku masih terdiam menatap kartu undangan cantik berwarna merah jambu.
Aku masih tidak percaya. Kau bilang akan menungguku, tapi mengapa justru aku yang kau tinggalkan.
Terpaku menatap langit yang hampir menghitam. Gelap pekat. Angin berhembus kencang. ku biarkan tirai jendela beterbangan sembari memegang erat penopangnya.
Sesekali ku pandang wajah elok mu. Tidak begitu cantik memang, tapi kau menarik♥
Ku harap esok aku mampu menahan air mata ku, ya setidaknya hanya beberapa jam saja sampai acaramu usai. Tidak mengapa jika kau ingin bertanya. Dalam isyarat sekalipun. Akan ku katakan "Aku sudah mencintaimu jauh sebelum kita bertemu"

"Mungkin Tuhan tidak mentakdirkan dia untukmu, perlahan kau akan terbiasa" suara nyaring itu khas di telingaku. Aku mengangguk menahan haru. Aku baik-baik saja, bahkan jauh sebelum aku tau kau akan menjadi milik orang lain.

                                 •••

Acaramu begitu megah. "Pasti dia orang kaya ya?" kau tampak cantik dengan balutan gaun purple terang itu. Itu warna kesukaanmu, aku masih ingat. Wajahmu nampak berseri. Aku ikut tersenyum. Padahal air mataku hampir jatuh. Hanya saja aku tak ingin kau tau. biarlah berlinang, pasti akan cepat hilang.

Kita pernah rajut mimpi bersama, bersenda gurau dengan hujan, sampai kau tak ingat pulang. Kau bilang aku harus berusaha, harus sungguh-sungguh. Sebenarnya rajutan mimpi itu hampir tuntas. hanya saja jarumnya melukaiku. hancurlah sudah semua yang kita rajut. Mimpi indah bersamamu hanya angan-angan bagiku.

                                •••
1 bulan berlalu, setelah kau resmi jadi milik orang lain. Aku masih menangis tersedu. Menyendiri di dalam kamar adalah solusi jitu ku, tanpa ada yang mengganggu.
Aku tidak depresi atau frustasi. Aku mencoba menghapus sekelebat bayang semu. Semua tentang dirimu. Tapi nyatanya waktu yang begitu singkat tidak mampu menghancurkan bayangan itu dalam benakku. Ku pikir aku perlu waktu lebih banyak dari itu. Setahun mungkin, sampai kau timang anak-anak lucumu.

•A. Yunanda•

Senin, 28 Maret 2016

Langit•Bintang

Tolong sampaikan salam rindu ku pada ribuan bintang yang takkan pernah redup karna langit menyertainya. Dan langit yang takkan pernah pergi karna bintang masih setia menemaninya♥
Skystar♡laylahusna

Minggu, 27 Maret 2016

♥♥

karna hebatnya alur cerita tidak di tentukan dari air mata.
Pembaca yang cerdas akan ketagihan dengan beragam cerita yang mudah di cerna. bukan hanya melulu tentang air mata.
cerita yang menarik akan membawa si pembaca menjadi tokoh utama.

Kamis, 24 Maret 2016

Debat Imam Abu Hanifah dengan Atheis


Imam Abu Hanifah berdebat dengan seorang yang atheis, dia menanyakan ” Apakah anda percaya bila saya katakan ada sebuah kapal dengan muatan yang penuh di tengah tengah ombak besar lautan ia tetap bisa berlayar dengan baik meskipun tanpa nahkoda ? Orang atheis itu pun menjawab ” Tentu tidak percaya”. Nah, begitu pula dengan alam semesta ini, …bagaimana mungkin alam semesta ini yang sangat luas dapat berjalan sangat teratur dengan sendirinya ? tentulah ada yang menciptakannya, kata Imam Abu Hanifah.

Di waktu lain Syeikh Abu Hammad diundang oleh orang orang atheis yang ingin berdebat dengannya periha “Dzat Allah”. Karena sesuatu hal Syeikh Abu Hammad memerintahkan mruidnya, Imam Abu Hanifah untuk memenuhi undangan kelompok orang atheis tersebut. Percakapan pun dimulai.

Orang Atheis : “Tahun berapa tuhan engkau diciptakan ?”

Imam Abu Hanifah : ” Tuhan tidak dilahirkan, kalau tuhan dilahirkan tentunya dia punya ayah dan ibu, lam yalid wa lam yuulad”.

Orang Atheis : “Tahun berapakah tuhan muncul ?”

Imam Abu Hanifah : ” Tuhan ada sebelum adanya waktu dan penanggalan, Tuhan lah yang menciptakan waktu”.

Orang Atheis : “Kami minta contoh kongkrit”.

Imam Abu Hanifah: Bilangan berapa sebelum empat ?”

Orang Atheis : ” Tiga”.

Imam Abu Hanifah: Bilangan berapa sebelum tiga ?”

Orang Atheis : ” Dua”.

Imam Abu Hanifah: Bilangan berapa sebelum dua ?”

Orang Atheis : ” Satu”.

Imam Abu Hanifah: Bilangan berapa sebelum satu ?”

Orang Atheis : ” Tidak ada “

Imam Abu Hanifah: Jika dalam ilmu hitung saja tidak ada sebelum satu, bagaimana dengan satu hakiki adanya tuhan ? Sesungguhnya Dia lah yang permulaan dan yang akhir”.

Orang Atheis : “Kemanakah arah Tuhan menghadap?”

Imam Abu Hanifah:” Jika kita menghadapkan sebua lampu di dalam kegelapan, maka ke arah manakah cahaya lampu itu?”

Orang Atheis : ” Ke semua arah “

Imam Abu Hanifah : ” Begitulah , juka cahaya yang dibuat oleh manusia saja seperti itu bagaimana dengan cahaya langit dan bumi?”

Orang Atheis : ” Bagaimana bentuk Dzat Tuhan, apakah dia seperti air, besi atau seperti asap ?”

Imam Abu Hanifah : “Pernahkah anda melihat orang sakratul maut dan meninggal ? apakah yang terjadi ?”

Orang Atheis : “Keluarnya ruh dari jasad “.

Imam Abu Hanifah : ” Bagaimana bentuk ruh ?”

Orang Atheis : “Kami tidak tahu”

Imam Abu Hanifah : ” Bagaimana kita bisa menjelaskan ruh Dzat Tuhan, sementara ruh ciptaan -Nya saja anda tidak tahu”.

Orang Atheis : “Lantas di tempat manakah tuhan berada ?”

Imam Abu Hanifah : “Kalau kita menyuguhkan susu segar, maka di dalam susu itu adakah minyak samin ?”

Orang Atheis : “ya.

Imam Abu Hanifah : ” Dimanakah letak minyak samin ?”

Orang Atheis : “Minyak samin itu bercampur menyebar di dalam kandungan susu”.

Imam Abu Hanifah : ” Bagaimana aku harus menujukkan dimana Allah berada, kalau minyak samin yang ciptaan manusia saja tidak dapat anda lihat dalam kandungan susu itu ?”

Orang Atheis : “Jika semua yang ada dunia ini sudah ditakdirkan, lalu apa yang dikerjakan Tuhan sekarang ?”

Imam Abu Hanifah : ” Menunjukkan apa yang telah diciptakan -Nya, meninggikan derajat sebagian manusia dan merendahkan sebagian manusia lainnya.

Orang Atheis : ” Jika waktu permulaan masuknya manusia ke surga ada, mengapa tidak ada akhir waktunya “

Imam Abu Hanifah : ” Bukankah ilmu hitung yang kita kenal ada awalan, namun tidak ada akhirannya ?”

Orang Atheis : ” Jika di surga diceritakan ada selalu ada makan – seperti di dunia sekarang ini, kenapa tidak ada buang air besar atau buang air kecil ?”

Imam Abu Hanifah : “Bukankah selama 9 bulan di kandungan janin selalu makan melalui darah ibu, dan tidak buang air besar atau air kecil ?

Orang Atheis : ” Bagaimana mungkin kenikmatan makanan di surga tidak akan habis selamanya ?” padahal terus menerus dimakan “.

Imam Abu Hanifah : ” Bukankah kalau ilmu yang diamalkan tidak membuat kita bodoh, justeru membuat kita lebih pintar ?”

Itulah pembuktian akal atas Dzat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Pencipta. Sesungguhnya akal kita diciptakan dalam keterbatasan, namun demikianlah Allah memerintahkan kita untuk selalu berpikir atas segala sesuatu yang telah diciptakan Nya.

Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.(QS.59.21)

Alangkah celakanya kita, kalau semua tanda tanda kekuasaan Allah swt yang terlihat dan terasa oleh kita saja tidak dapat menumbuhkan suatu bentuk keimanan dalam diri kita. Perasaan iman adalah fitrah yang tidak mungkin dibohongi oleh semua makhluk Tuhan, mungkin secara lisan dia tidak mengakuinya, tetapi hakikat iman pastilah ada di dalam ruhnya masing-masing.

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.(QS.22.73)

Bagaimana mungkin manusia yang sombong dapat melakukan atau menciptakan sebuah atau sesuatu barang satu saja persis seperti yang Allah ciptakan ? Tidaklah mungkin. Teknologi manapun tidak akan pernah membuat atau menciptakan persis dengan yang Allah ciptakan.

Dan apabila ada orang yang kufur (tertutupi) atas kekuasaan Allah swt, maka semata mata karena mereka tidak mengerti, yang pada akhirnya ketidakmengertiannya akan menutupi mata hatinya sendiri, padahal hati mereka yang sebenar benarnya mengakui atas Dzat Allah swt Sang Pencipta.

Akhirul kalam, tidakkah kita malu kepada Sang Pencipta padahal kita tahu bahwa kita ada yang menciptakan. Masih pantaskah kita menyombongkan diri di hadapan Dzat Yang Maha Besar? Tidaklah setiap orang menciptakan dirinya sendiri, sehingga ia dapat menyombongkan diri.

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?(QS.52.35)

“Sesuatu yang tidak ada, tidak mungkin menciptakan sesuatu yang ada “

Rabu, 23 Maret 2016

Keep

Dear everyone..

  Ya akhi, jika aku tak membalas chat mu. bukan berarti aku angkuh.
  Ya akhi, jika aku sama sekali tak membaca chat mu, bukan berarti aku acuh.
Aku hanya menjaga apa yang seharusnya aku jaga, dan seharusnya kau paham apa yang harus kau pahami.

Karna dalam pandanganku, lelaki yang baik tidak akan menodai secuil pun perempuan yang berhijrah sungguh.

karna berawal dari jari-jari lentikmu, kau prioritaskan untuk mengetik ratusan kalimat penuh nafsu dan rayuan belaka.
sedangkan kau tidak paham, perempuan yang baik dan sholelah tidak mudah kau dapatkan dengan cara murahan seperti itu.

Perbaiki dirimu akhi! jangan kau obral janji dengan rayuan manismu, perempuan baik-baik tidak akan menanggapi itu.

Ya akhi, tak perlu kau tebar pesona demi kelihatan baik di hadapan siapa saja. karna perempuan yang baik bisa menilai sekalipun ketika kau terdiam membisu.

Aku belum baik dan tidak sempurna maka jangan kau hancurkan angan-angan ku untuk ta'at kepada Rabbku. jangan kau umbar pesonamu untuk menarik perhatianku. jangan kau menjerumuskanku ke dalam jalan yang tidak Alloh ridhoi.

Well, keep your eyes, your ears, your mouth and your hearth.

Keep hamasah keep istiqomah!

Jumat, 18 Maret 2016

Step by step a.k.a seriously

Entah di menit ke berapa aku bergumam; sendiri.
Entah bagaimana jadinya jika di menit ke sekian aku mampu memeluk erat dirimu dalam do'a.
bercengkrama dengan bait puisi pada Sang Maha Cinta, ku selipkan 1 nada yang takkan pernah salah. Demikian dengan dirimu.

Karna "step by step" changes all of my mind.



Kamis, 17 Maret 2016

30 menit-nya jamrud

Nyaris sempurna seulas senyum yang nampak di wajahmu. aku rindu tapi aku pendam.

Lelaki tampan berkumis tipis itu yang selalu ku rindukan, terakhir kali nampak jelas ku dengar senandungmu. terpejam kedua mataku diiringi lantunan senandung "ada pelangi di matamu"-nya jamrud yang sengaja ku simpan dalam akun gmail ku. bukan apa apa, hanya saja voicenote itu teramat mampu mengobati kerinduanku. maka aku tak ingin menghapusnya sampai kapanpun.

Biar saja rindu ini ku pendam--sendiri. tak peduli apa yang kau rasakan; sebaliknya.
biar Allah yang peluk aku.

Waktu memang begitu cepat, tapi hatiku sudah tertambat jauh padamu.
belum lama, tapi mengapa membekas?

ku mohon dengarkan 1 hal.
jika Allah biarkan aku memilih. akan ku pilih seseorang yang rela pergi karna aku yg meminta ia pergi dan dia yang berusaha semampunya untuk tidak mengganggu hijrahku ini. dan dia adalah dirimu♥

HF

Rabu, 02 Maret 2016

KEUTAMAAN MEMBACA QUR'AN SURAH AL-KAHFI



Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Membaca Surat Al-Kahfi

Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.

1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.

Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”

Kapan Membacanya?

Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).

Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).

DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnahmenyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at

Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)



Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)

Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal

Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabishallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)










Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Membaca Surat Al-Kahfi

Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.

1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallambersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.

Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”

Kapan Membacanya?

Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).

Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).

DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnahmenyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at

Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)



Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)

Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal

Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabishallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)