Kamu tidak perlu tau bagaimana aku menyukaimu. Kamu tidak perlu tau seperti apa aku merindu. Bahkan kau samasekali tidak perlu tau berapa banyak waktu yang aku lewatkan untuk sekedar melamunkanmu.
Hanya saja, aku merindu namun yang dirindui tak merindukan. Aku paham tidak selamanya rindu dibalas rindu pula. Ada kalanya ketika rindu berbuah pahit, dan menyakitkan.
Aku memikirkan jalan mana yang harus aku tempuh. Karna celah merindu terlalu banyak. Aku tak mampu menghindarinya. Hingga saat ini ketika aku rindu dan kau tidak tau; samasekali tidak mengerti arti rindu yang sesungguhnya. samasekali tidak paham tentang cara merindu. Kau hanya cuek dan menyangka bahwa aku hanya bergurau.
Aku tidak bisa mendeskripsikannya--tentang rindu dan cinta yang aku tanam jauh sebelum senja tenggelam. Tentang perasaan yang harusnya aku ungkapkan di setiap pagi sesaat matahari muncul.
Aku terdiam, mencari jalan keluar atas rindu yang kutuai sendiri, atas cinta yang kubenamkan dikala malam sepi.
Aku menerobos dinding-dinding kuat rindumu, memaksa masuk dan berharap kutemui secuil rindu yang sekusam penantian. Barangkali ada secarik pesan yang kau tinggalkan didalam dinding tebal kepura-puraan.
Aku hanya butuh rindu, tidak denganmu. Akan kurampas segenap belenggu ditubuhmu, membebaskan rindu yang menjadi tawanan selama puluhan tahun. Tidak dihatimu, namun disetiap sudut titik syaraf yang kau simpan rindu. Aku tidak ingin menelusuri lebih dalam situasi didalam hatimu, aku hanya butuh rindu; tidak denganmu, ataupun hatimu.
Biar kuperjelas lagi, rindui aku atau akan kurenggut nafasmu. Akan aku perkuat lagi, Merindulah! atau aku akan menyengsarakanmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar