Karna aku tau. Semuanya tidak akan bertahan jika kau tetap memilih pergi. Memutuskan untuk melupakan hal-hal yang semestinya kau ingat. Melepaskan dan tanpa meraihnya kembali. Dan aku curiga jika ternyata kau hanya bergurau. Tertawa menyeringai menatap sudut-sudut kecil yang aku tumpu saat ini.
Jika esok atau lusa kau memilih meninggalkan puing-puing harapan yang pernah kau hancurleburkan, maka aku akan pergi tanpa memungutnya. Sebab ketulusan tidak akan pernah sekonyol ini. Aku yang menanti dan bertahan tanpa sedetik pun terlewati untuk sekedar memerhatikanmu. Barangkali kau berubah pikiran, lalu menghargai sedikit saja tentang hal yang semestinya kau anggap nyata. Aku nampak samar-samar di matamu, bahkan langkah pun kian meredup di hadapmu. Bagaikan mimpi yang tak mampu kau capai dan kau genggam. Hanya sebatas angan yang pernah singgah namun kau paksa pergi hingga membekas, tertutup dan terkunci--seolah tak ada celah.
"Memangnya siapa yang mau dilupakan? aku hanya ikuti aturan dunia, aturan Tuhan." sesekali aku melamun mengingat hal yang tak perlu aku ingat.
Diujung kota, kau telah tiba. Ku dengar kabar bahwa kau telah bahagia. Mungkin kau hanya harus menemuiku untuk sekedar ucapkan terimakasih; karna telah membuat semuanya berjalan sempurna. kau pernah menetap dan tinggal begitu lama, hingga kau jadi sehebat ini.
Aku hanya pernah menunjukanmu bagaimana menjadi kuat terhadap dunia, hanya saja kau belajar dan cerdas terlalu cepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar