Selamat malam Pariaman..
Gemerlap lampu lampu kota yang aku rindukan takkan redup sekalipun aku terpejam, bagaikan bulan yang tidak akan meninggalkan malam.
"Aku masih suka sate padang pak Ahmad seberang jalan" aku bergumam sesekali memandang foto kebersamaan kami.
katamu, ini akan jadi tempat yang takkan pernah kulupakan. bahkan Pak Ahmad akan menjadi saksi bisunya. Ah sudahlah... aku merasa paling cengeng jika mengingatnya. sesekali ku usap airmata yang mengalir deras di pipiku. Dan yang lebih konyolnya lagi aku selalu di beri sate padang gratis oleh Pak Ahmad jika aku menangis. Lain kali cara ini bisa kita lakukan bersama Sher, haha
Apa kabar imanmu hari ini Sher? masihkah Jilbab besar nan lebar itu menutupi kecantikanmu? Masihkah sikap lembut mu menenangkan hatiku ini?
Tahukah kau? Aku bahagia ketika Tuhan hadirkan sahabat terhebat dalam masa awal hijrahku ini. Sherly Khoirunnisa; sahabat yang membawa aku dalam ketaqwaan, kini menghilang entah kemana--entah kemana aku harus mencari yang sepertimu.
"Jangan sedik nak Zahra, karna pertemanan yang membawa pada ketaqwaan akan abadi sampai ke Syurga" aku terbelalak, haru.
"Dan jangan khawatir, sate padang Bapak masih bisa kau nikmati saat kantongmu kering hehe"
Aku tersenyum haru kegirangan, air mata menyatu dengan tawa ketika satu bungkus sate padang favorit kita (aku dan Sherly) masih bisa kunikmati walaupun kantong menipis.
•part of story RADIO•